Maaf SBY ! Dikau Pecundang Melukai Hatiku

Aku dulu fans berat SBY-JK, dukungan ini kubuktikan dengan mengerahkan relawan keluarga dan para karyawanku untuk memenangkan SBY-JK, namun kini dikau SBY telah menjadi pecundang dan melukai hatiku, betapa tidak demikian, dengarlah keluhanku pada dirimu :

1. Klaim keberhasilanmu apa dikau tidak menyadari karena peran JK mendampingimu sebagai matahari kedua menerangi kebijakan memberi harapan baru setelah gagalnya Gus Dur dan Mega memimpin negeri ini. Dikau pecundang karena menolak JK padahal sebelumnya di tahun pemilu 2004, dikau melayangkan surat cinta menggoda JK menjadi sandinganmu, Boediono pilihanmu hanya semakin membuatmu lamban karena Boediono belum terbukti seperti kiprah seorang JK. Dikau seperti kacang lupa kulitnya.

2. Dikau SBY telah mengklaim keberhasilan pemberantasan korupsi, namun dikau mungkin malu karena besan dikau adalah pesakitan koruptor, lalu dikau pun menyerang KPK, mengecilkan dan menyudutkan KPK yang selama ini telah berbanting tulang menyeret para koruptor, sungguh dikau pecundang peragu dan plin plan semakin nyata pada dirimu.

3. Dikau SBY di pemilu 2004 tampil dengan kerendahatian, namun hanya karena kemenangan PD di atas 20%, dikaupun lupa menjadi arogan, apa dikau tidak mengetahui bahwa kemenangan itu karena aku juga telah memilih PD karena masih menganggap dikau masih yang dulu, duet SBY-JK, penolakanmu kepada JK dengan sikap sombong telah melukai hatiku, menyesali perbuatanku memilih PD di 8 April 2009.

4. Sungguh dikau SBY tidak memiliki sense of crisis di tengah resesi dunia dan kesulitan ekonomi sebagaian besar rakyatmu, dikau begitu banyak menghamburkan uang hanya untuk sebuah deklarasi ala Obama. Hanya untuk sebuah citramu yang sebenarnya tidak seindah warna aslinya.

5. Dikau SBY hanyalah pecundang melukai hatiku, dikau tampil santun dan hati-hati berbicara, namun dikau melontarkan posemon-posemon menyerang lawan-lawanmu, seranganmu menohok dari belakang, kesantunanmu hanya bagai pisau silet yang melukai hatiku yang paling dalam.

6. Dikau SBY hanyalah pecundang karena mengaku kesatria, namun kasus Lapindo saja dikau buat terkatung-katung entah kemana juntrungannya. Tidakkah hatimu tersayat sembilu menyaksikan ribuan keluarga kehilangan tempat berteduh, tempat mereka merasakan kebahagian keluarga padahal mereka bahagia dalam kondisi mangan ora mangan asal ngumpul. Bagaimana dikau bisa menjadi kesatria, karena kesatria adalah tokoh tegas, lugas, taktis dan cekatan, tetapi semua ciri-ciri kesatria itu tiada berada pada dirimu.

7. Dikau SBY hanya pecundang mengklaim keberhasilan memimpin negeri ini, namun nyatanya dikau tidak memiliki strategi mengelola negeri ini, dikau pun hanya bergantung kepada pihak asing, hanya untuk kampanye saja dikau bergantung kepada The Fox dengan dikau bayar mahal karena dikau terkesan dengan kampanye ala Obama, bukankah ini menandakan kecenderungan hati dikau pada kebergantungan kepada pihak asing/AS. Untuk mengelola sebuah Tim Sukses Kampanye saja dikau sangat lemah. Dikau tidak bisa mengendalikan Rizal Mallarangeng yang tidak sopan menyerang lawan-lawanmu, dikau tidak bisa mengendalikan Tim Sukses bayonetmu Ruhut Sitompul bertindak rasialis terhadap lawan-lawanmu, dikau tidak memiliki basis pengendalian partai sehingga seorang kader PD malah melakukan tindakan kekerasan kepada seorang wartwan di papua sampai pingsan.

Maafkan aku SBY jika keluhanku itu juga telah melukai hatimu, karena dikau juga telah melukai hatiku dan upayaku selama ini mendukungmu, tetapi menuai penyesan hati.

Apapun itu semua diriku hanya bisa kembali kepada ilahirajiun.

Salam Kompasiana